Kepala Observatorium Boscha Lembang, Taufik Hidayat menjelaskan, fenomena alam berupa hujan meteor ini akan berlangsung sangat singkat. Hanya satu hingga dua detik kilatan energi yang dihasilkan terlihat di atas bumi. "Benda itu akan langsung habis terbakar menjadi gas. Kecepatanya sangat tinggi," jelasnya, di Bandung, Minggu (12/8/2007) malam.
Dia juga menjelaskan, peristiwa alam ini juga terlihat sangat berbeda. Karena itu, hujan meteor yang terjadi akan sangat istimewa. Sebab, kecerlangan meteor berbeda-beda. Selain itu, penampakan warna cahayanya juga terlihat berbeda.
Kemudian kata dia, meteor yang akan menghujani bumi ini merupakan sisa materi komet yang terlempar akibat semburan angin matahari, pecahan asteroid, tumbukan planet, atau bulan dengan asteroid dengan wujud pasir, debu, batu kerikil kosmik dan bongkahan batu berukuran besar. Karena itu, "sampah" ini dinamakan meteoroid. "Meteoroid bergerak diruang antar planet dengan kecepatan 11-70 km/detik," ujarnya.
Dia menegaskan, hujan meteor yang terjadi di langit Kota Bandung ini akan habis terbakar. Tidak ada meteor yang sampai menyentuh bumi. Sebab, ukuran dari sampah meteor ini berukuran sangat kecil. "Semuanya akan habis terbakar. Memang ada yang tersisa dan bisa menyentuh bumi dan sisa batu itu biasa disebut meteorit," paparnya.
Taufik mengatakan, hujan meteor Perseid ini memang peristiwa langit yang rutin terjadi pada Agustus setiap tahunnya. Pada masa tersebut, jelas Taufik, orbit swiftporto tengah berpapasan dengan orbit bumi. Akibatnya, orbit bumi masuk ke jejak sampah sehingga sisa komet yang berserakkan di lintasan tersebut dapat terlihat dengan jelas.
No comments:
Post a Comment