Wednesday, July 11, 2007

Planet Ekstrasolar Layak Huni?

Kesan artis tentang sistem planeter di sekeliling bintang Gliese 581 (Gambar: ESO)
Para astronom mengumumkan penemuan planet diluar tata surya yang kemungkinan memiliki kandungan air dalam bentuk cair, dan dengan demikian berpotensi mendukung keberadaan organisme hidup. Planet tersebut ditemukan oleh tim gabungan yang beranggotakan para astronom dari Swiss, Prancis, dan Portugal.
Planet tersebut, yang dinamai Gliese 581 C, adalah planet ekstrasolar, atau “eksoplanet”, yang terkecil yang pernah ditemukan hingga kini. Planet seukuran sekitar 50 persen lebih besar dari Bumi, dan lima kali lebih masif ini mengorbot bintang Gliese 581, sebuah bintang kerdil merah (red dwarf) yang berjarak 20,5 tahun cahaya dengan massa hanya sepertiga massa Matahari.
Gliese 581 C mengorbit bintang induknya dalam jarak 15 kali lebih dekat daripada jarak antara Bumi dan Matahari. Dengan demikian, satu tahun di planet tersebut setara dengan 13 hari di Bumi. Karena bintang induknya sekitar 50 kali lebih redup daripada Matahari kita, dan juga jauh lebih dingin, planet yang mengorbit bintang itu dalam jarak yang lebih dekat dapat memiliki temperatur yang sesuai dimana air dalam bentuk cair dapat eksis di permukaannya.
Selain Gliese 581 C, para astronom sebelumnya telah berhasil mengenali keberadaan dua planet lainnya yang mengorbit di sekitar bintang Gliese 581. Salah satunya adalah planet gas yang digolongkan sebagai “hot-Jupiter”, dengan massa 15 kali massa Bumi, yang ditemukan oleh tim yang sama dua tahun lalu. Sementara planet lainnya, dengan massa 8 kali massa Bumi ditemukan bersamaan dengan penemuan Gliese 581 C, namun planet tersebut terletak diluar daerah “habitable zone” dari bintang induknya.
Model komputer memprediksi Gliese 581 C sebagai planet batuan serupa Bumi, atau sebuah dunia air yang seluruhnya terdiri atas lautan. “Temperatur rata-rata di permukaannya diperkirakan antara 0 hingga 40 derajat Celcius, dan (dalam temperatur tersebut) air dapat bertahan dalam bentuk cair,” demikian diungkapkan oleh Stéphane Udry dari Geneva Observatory, Swiss, penulis utama dari paper yang melaporkan penemuan itu
Penemuan itu dicapai berkat penggunaan instrumen yang dinamai HARP (High Accuracy Radial Velocity for Planetary Searcher) pada teleskop 3,6 meter European Southern Observatory di La Sille, Chile. Teknik yang digunakan adalah dengan mengamati kecepatan gerak radial bintang — disebut sebagai “wobble” — dimana ukuran dan massa dari planet ditentukan berdasarkan gangguan kecil pada bintang induknya akibat gravitasi planet yang mengorbit.
Air dalam bentuk cair adalah komponen kunci yang diperlukan bagi keberadaan organisme hidup seperti yang kita kenal. Planet yang baru ditemukan ini terletak pada jarak yang diisitilahkan sebagai jarak “Goldilocks” (Goldilocks distance) — tidak terlampau dekat atau jauh dari bintang induknya agar air di permukaan planet tidak membeku atau menguap.
Walaupun saat ini para astronom masih belum dapat melihat tanda-tanda keberadaan organisme biologis di Gliese 581 C, penemuan ini tetap dianggap sebagai tonggak penting dalam upaya pencarian kehidupan diluar Bumi. (www.eso.org)

No comments: